Digitalisasi Aksara Sunda Minim Dukungan, Pegiat Kirim Surat Terbuka ke Ridwan Kamil
Figur praktisi aksara Sunda, Ilham Nurwansah, bersama bekas anggota Team Unicode Aksara Sunda, Dadan Sutisna, kirim surat terbuka ke Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, baru saja ini.
Surat terbuka itu dikirimkan lewat posisi Facebook Ilham Nurwansah, selaku dampak dari tidak diresponnya surat sebelumnya yang mereka kirim untuk memperoleh surat suport dari instansi pemerintah wilayah hal registrasi aksara Sunda ke instansi internet dunia (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers/ICANN).
"Kami kirim surat terbuka ini selaku cara paling akhir. Beberapa usaha sudah dikerjakan awalnya, tapi terus terlilit di belantara birokrasi," catat Ilham di account Facebook kepunyaannya, diambil Kamis (17/12/2020).
Dia menjelaskan, faksinya pengin menyampaikan kabar jika atas ide Pengurus Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), tengah berjalan program Digitalisasi Aksara Wilayah di Indonesia.
"Ini mengenai tehnologi info, mengenai internet, dan mengenai bagaimana aksara di penjuru dunia dapat bercengkerama dalam piranti-perangkat digital. Terhitung semestinya aksara Sunda ikut juga terjebak," sebut Ilham menambah.
Dia memperjelas jika yang diinginkan dari pemerintahan bukan uang, tetapi cuman suport.
"Apa yang kami harap? Bukan uang atau cuplikan bujet, bukan juga duta-dutaan, tetapi surat suport sama pola dari ICANN. Pengurus PANDI kerap bertandang ke Bandung untuk mengusahakan ini, menyempatkan diri dan bujet, tetapi program dengan aksara Sunda seakan jalan dalam tempat," katanya.
Sesaat Dadan akui sedih sebab Perlombaan Web Aksara Sunda yang diprakarsai PANDI sudah seharusnya dipublikasikan semenjak beberapa bulan kemarin, harus terpaksa diperpanjang waktunya sampai 31 Januari 2021 sebab kurangnya suport pemerintahan.
"Semestinya bulan ini dipublikasikan juaranya. PANDI sudah sediakan ‘hadiah awal' sebesar satu juta rupiah ditambahkan handphone, tapi kami anggap, itu cuman penyebab. Misalkan, Lomba Web Aksara Lontaraq di Sulawesi Selatan perbanyak dan menambah jumlah hadiah selaku animo pada peserta," katanya.
Saat itu, dia meneruskan, faksinya percaya beberapa peserta Lomba Web Aksara Sunda bukan karena tergiur hadiah yang satu juta itu, tetapi hanya atas kesayangan mereka pada salah satunya indentitas budaya.
Dadan akui surat terbuka ini selaku cara paling akhir yang dikerjakan untuk mengetok nurani pemerintahan supaya bisa turut berperan serta dan memberikan dukungan cara konservasi aksara Sunda supaya bisa datang di internet dan dapat dipakai di piranti elektronik.
Beberapa usaha sudah dikerjakan awalnya, tapi terus terlilit di belantara birokrasi.
Usaha PANDI (Pengurus Nama Domain Internet Indonesia) untuk lakukan digitalisasi aksara nusantara ke dalam pola internationalize domain name (IDN) lagi mendapatkan suport bermacam faksi.
Menurut Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, kehadiran IDN di zaman digital sekarang ini di rasa penting, ingat perkembangan pemakai internet dunia makin besar.
Tetapi di lain sisi, warga Indonesia terlatih menggunakan huruf latin untuk menulis atau menulis. Sesaat yang akan datang bukan mustahil, aksara wilayah Indonesia dapat musnah.
Oleh karenanya, Yudho berasa perlu membuat suatu tempat supaya bahasa ibu tetap dikatakan dari 1 angkatan ke angkatan selanjutnya. Diantaranya ialah program spesial bertema Menyulam Indonesia Melalu Digitalisasi Aksara.
"Dari program itu diinginkan dapat melestarikan aksara nusantara yang mulai ditinggal oleh warga saat ini," papar Yudho dalam info sah yang diterima, Sabtu (12/12/2020).
Yudho menjelaskan, program ini memperoleh suport penuh dari UNESCO dalam hubungannya dengan konservasi budaya. Karena itu, suport ini di rasa pas selaku tanda penyeluncuran program Menyulam Indonesia Lewat Digitalisasi Aksara Nusantara.
"Satu kebanggaan program ini dapat disokong penuh UNESCO, pasti ini adalah hasil jerih payah rekan-rekan ini. Secara sah, kami lakukan Grand Rilis program Menyulam Indonesia Lewat Digitalisasi Aksara Nusantara dan pengesahan Inisiasi Bersama Kerja Sama di antara PANDI dan UNESCO," papar Yudho meneruskan.
Untuk dipahami, PANDI telah lakukan bermacam usaha digitalisasi aksara nusantara. Usaha ini ditolong juga oleh beberapa komune praktisi aksara, instansi akademik, dan non-akademis, terhitung pemerintahan.
PANDI tengah melangsungkan lomba membuat website dengan content aksara wilayah yang telah berjalan di sejumlah wilayah, seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Makassar. Ada juga situs Menyulam Indonesia yang menyediakan content sekitar aksara nusantara, dimulai dari riwayat, proses digitalisasi sampai font aksara nusantara.